JAKARTA RAKYATINDONESIA. ONLINE – Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menegaskan pentingnya pendekatan komunikasi kesehatan kepada masyarakat yang tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga menyentuh sisi non-teknis, terutama dalam menangani keyakinan dan praktik keagamaan yang keliru. Hal ini disampaikan beliau dalam upaya mendukung kesehatan masyarakat yang lebih holistik.
“Komunikasi kesehatan harus dapat menyentuh aspek keagamaan dan keyakinan masyarakat. Ada sebagian kelompok yang masih terjebak dalam praktik keagamaan yang keliru sehingga menghambat akses dan penerimaan terhadap layanan kesehatan,” ujar Nasaruddin Umar.
Untuk mendukung upaya ini, Kementerian Agama akan melibatkan para penyuluh agama yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Selain itu, organisasi keagamaan lintas agama juga akan turut serta dalam menyukseskan program sosialisasi ini. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan dan efektivitas pesan-pesan kesehatan yang disampaikan.
Tidak hanya berhenti pada sosialisasi, Kementerian Agama juga menunjukkan komitmennya melalui dukungan terhadap program pemeriksaan kesehatan gratis, khususnya bagi santri pondok pesantren dan siswa madrasah. Fasilitas seperti pusat kesehatan pesantren dan unit kesehatan madrasah akan dioptimalkan dalam pelaksanaan program ini.
“Kami juga akan memanfaatkan keberadaan Fakultas Kedokteran yang sudah berdiri di sejumlah kampus UIN untuk turut berkontribusi dalam layanan kesehatan ini,” tambah Menteri Agama.
Dengan langkah-langkah ini, Kementerian Agama berharap dapat memperbaiki pemahaman masyarakat tentang kesehatan, meningkatkan akses layanan kesehatan, serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan berbagai elemen masyarakat dalam menjaga kesehatan bangsa.